Sudah dua bulan saya menahan sariawan di mulut akibat kawat behel rahang atas bergeser terlalu jauh keluar dari lintasannya. Setiap mengunyah, kawat tersebut menusuk ke pipi belakang, dan makin lama kawatnya makin keluar jalur dan menusuk lebih dalam. Selain itu, bracket saya juga beberapa lepas. Seharusnya saya kontrol ke dokter gigi setiap sebulan sekali, namun karena ada virus Corona ini, saya menunda jadwal kontrol. Saya pikir tidak apa-apa menahan sebulan dua bulan. Namun akhirnya saya memutuskan untuk ke dokter gigi pada hari Senin lalu, karena sudah terlalu sakit yang menyebabkan saya malas makan. Positifnya, berat saya turun sampai 4 kg sih, tetapi saya sepertinya jadi kurang gizi XD. Saya tidak berani potong kawat sendiri, karena jika tidak rapi, akan lebih membahayakan lagi.
Walau sebenarnya tidak disarankan untuk ke dokter gigi di saat wabah seperti ini, tetapi ternyata sulit juga mendapatkan jadwal. Jadwal terisi penuh. Saya akhirnya mendapatkan jadwal yang kosong di hari Senin jam 13.00. Saya mengambil cuti setengah hari setelah memperhitungkan waktu tempuh Jakarta-Depok-Jakarta dan waktu kontrol, bisa memakan waktu 3 jam. Belum lagi saya tidak bisa menggunakan ojek online, sehingga saya perlu waktu tambahan untuk berjalan kaki dari kosan ke stasiun Sudirman, stasiun Depok ke Klinik, dan sebaliknya.

Gang kecil dekat kosan

Jalan Menuju Stasiun
Memangnya masih bisa naik KRL?
Alhamdulillah saat hari Senin lalu saya masih bisa naik KRL tanpa ditanya apapun. Saat saya melihat berita hari ini ternyata sudah mulai ditanyakan surat tugas dari tempat bekerja jika ingin naik KRL walau baru sosialisasi. Stasiun Sudirman sangat sepi di siang hari. Tampak di lorong pintu masuknya ada tukang ojek sedang duduk-duduk berteduh. Menunggu penumpang yang sebenarnya illegal. Di depan tempat tap kartu masuk ke stasiun dipasang temperature monitor dengan layar yang cukup besar. Saya bisa melihat suhu badan saya saat masuk adalah 36,2 derajat. Saya bisa masuk tanpa ditanyakan apa-apa.

Roti’O masih buka

Peron menuju Bogor yang sepi dan ada penanda tempat berdiri

Kereta datang!
Saya pikir di dalam kereta akan sepi. Namun ternyata semua tempat duduk yang boleh diduduki banyak yang sudah terisi. Alhamdulillah saya masih kebagian. Setiap kursi yang panjang hanya boleh diduduki sebanyak 4 orang diselingi dengan pembatas. Jika ada yang berdiri tidak boleh berhadapan dengan tempat duduk. Terdapat petugas di perbatasan gerbong untuk menertibkan.

Pembatas antar tempat duduk
Di stasiun tujuan (Depok) saya tidak diperiksa apapun juga. Saya tap keluar dan kemudian berjalan kaki menuju klinik dokter gigi. Gang depan di Stasiun Depok pun tidak seramai biasanya. Saya biasanya perlu minggir-minggir karena banyak orang dan kendaraan yang keluar masuk, namun sekarang lebih leluasa. Oh iya, saya beruntung karena cuaca cerah walaupun prediksi BMKG adalah hujan pada jam tersebut.

Gang depan Stasiun Depok Lama

Klinik Dokter Gigi yang ternyata juga Sepi.
Sesampainya di klinik, saya diminta untuk mengisi form yang berisi pertanyaan mengenai kesehatan saya dan apakah saya habis bepergian ke luar negeri dan memiliki symptom akhir-akhir ini. Saya juga diukur temperaturnya dan hasilnya sama dengan sebelumnya, 36,2. Saat masuk ke ruangan dokter gigi, dokter gigi dan perawat menggunakan APD lengkap dengan hazmat suit. Saya merasa aman melihatnya. Akhirnya saya scaling seperti biasa, dan kemudian memasang bracket yang lepas dan juga mengganti kawat dan karet behel.

Pencapaian terjauh selama dua bulan terakhir. Bahkan sebelumnya tidak ada log sama sekali karena kalau harus keluar pun saya tidak membawa hp.

Bonus ilalang di pinggir jalan Sudirman

Bonus foto ilalang (lagi)
Alhamdulillah saya sampai ke kosan lagi dengan selamat. Kereta saat pulang lebih sepi bahkan hanya terisi +- 5 orang dalam satu gerbong. Sesampainya di kosan. saya langsung bersih-bersih dan lalu kerja kembali. Senang sekali bisa berjalan jauh hari ini. 4,8 km! wkwk. Pencapaian terjauh selama karantina #yaiyalah. Saya juga senang bisa menggunakan ransel saya lagi :’). Semoga saya tidak terkena virus corona ataupun menyebarkannya selama perjalanan ini. Aamiin
P.S: Alhamdulillah sekarang sudah nyaman mengunyah. Namun ternyata malamnya satu bracket lepas lagi dan ketelan bersama makanan buka. XD
Categories: Uncategorized
Serius nelan bracket? 😮😮
Serius, ak kaget juga, tiba2 hilang, biasanya kerasa sama ak kalau lepas